Jumat, 14 Desember 2012

Praktikum Sakarin dan Siklamat


LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI
SAKARIN DAN SIKLAMAT

A.   Materi Praktikum         : Pemeriksaan Kualitatif Pemanis Makanan dan
  Minuman (Sakarin dan Siklamat)
B.   Semester                       : III (tiga)
C.   Alokasi Waktu              : 120 menit
D.   Tanggal Praktikum     : 30 November 2011
E.   Tempat                           : Laboratorium Lingkungan Dasar
F.    Peserta                           : 1 Kelompok (5 orang)

G.   Tujuan Praktikum
1.    Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif Sakarin
2.    Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif Siklamat

H.   Dasar Teori
Sakarin merupakan pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti gula dalam makanan. Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-500 kali sukrosa (gula pasir). Sakarin yang dikenal antara lain dengan nama 0-sulfon-benzoicimide pertama kali ditemukan oleh Remsen pada tahun 1879. Bahaya penggunaan sakarin yang berlebihan menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia di antaranya yaitu migraine, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, kebotakan, kanker otak, dan kanker kantung kemih.
Siklamat adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan yang biasa digunakan pada industry makanan dan minuman untuk para penderita diabetes mellitus atau untuk makanan diet agar badan langsing. Siklamat mempunyai intensitas 30x dari tingkat kemanisan gula tebu murni yang artinya 1 : 30. Penelitian oleh WHO menunjukkan bahwa tidak ada bukti bahwa siklamat bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker.

I.      SIKLAMAT
1.    Alat  
No.
Alat
Jumlah
1.
Tabung Reaksi
3 buah
2.
Corong Kaca
1 buah
3.
Kertas Saring
1 lembar
4.
Pinset
1 buah
5.
Pipet Ukur 10ml
1 buah
6.
Karet Penghisap
1 buah
7.
Pipet Tetes
1 buah
8.
Kertas Lakmus
1     lembar

2.    Bahan
No.
Bahan
Jumlah
1.
Sampel cair
10 ml
2.
BaCl2 kristal
Sepucuk sendok kecil
3.
HCL 10%
Secukupnya
4.
NaNO2
Sepucuk sendok kecil
5.
Aquades
Secukupnya

3.    Prosedur Kerja
a.    Menyiapkan alat dan bahan (membilas alat sesuai prosedur)
b.    Mengambil 10 ml sampel cair dengan pipet ukur dan memasukkan ke dalam tabung reaksi
c.    Menambahkan sepucuk sendok Kristal BaCl2 ke dalam tabung reaksi berisi sampel kemudian digojok dan dibiarkan selama 5 menit
d.    Setelah itu sampel disaring
e.    Filtrat kemudian dibagi ke dalam 2 tabung
f.     Tabung pertama dibiarkan (tidak diberi reagen) dan tabung kedua ditambahkan HCl 10% hingga asam (lakmus biru menjadi berwarna merah)
g.    Setelah tabung kedua pasti asam, ditambahkan sepucuk sendok kecil Kristal NaNO2
h.    Mengamati perubahan yang terjadi pada tabung kedua

4.    Hasil Pemeriksaan
Filtrat pada tabung kedua yang ditambah reagen berubah warna dari pink menjadi putih dan timbul endapan.

5.    Pembahasan
Sebelum melakukan pemeriksaan, alat dibilas sesuai prosedur yaitu 3 kali bilasan dengan aquades. Setelah itu diambil sampel yang akan diperiksa, sampel yang diperiksa berwarna pink. Menambahkan sepucuk sendok Kristal BaCl2 lalu digojok dengan menggunakan tangan dan dibiarkan selama 5 menit agar terjadi reaksi.
Kemudian sampel disaring dan ditempatkan ke dalam 2 tabung berbeda, volume pembagian filtrat tidak harus sama. Filtrat pada tabung pertama tidak diberi perlakuan apapun karena digunakan sebagai pembanding, sedangkan filtrat pada tabung kedua ditambahkan HCl 10% hingga asam. Tes keasaman dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus biru, keasaman akan mengubah kertas lakmus biru menjadi berwarna merah. Pada praktikum yang dilakukan hanya memerlukan 1 tetes HCl 10%. Setelah filtrat menjadi asam, menambahkan sepucuk sendok kecil NaNO2. Setelah penambahan dilakukan, terjadi perubahan warna. Semula filtrat berwarna pink menjadi berwarna putih keruh dan timbul endapan.
J.    SAKARIN
1.    Alat  
No.
Alat
Jumlah
1.
Corong pemisah 50 ml
1 buah
2.
Cawan porselin
2 buah
3.
Kompor listrik
1 buah
4.
Gelas ukur 50 ml
1 buah
5.
Pipet Ukur 10ml
1 buah
6.
Karet Penghisap
1 buah
7.
Pipet Tetes
1 buah
8.
Kertas Lakmus
1 lembar
9.
Pinset
1 buah

2.    Bahan
No.
Bahan
Jumlah
1.
Sampel cair
10 ml
2.
Eter
20 ml
3.
HCL 10%
Secukupnya
4.
NaOH 20%
Secukupnya
5.
H2SO4 pekat
Secukupnya
6.
Resorcinol
Sepucuk sendok kecil
7.
Aquades
Secukupnya

3.    Prosedur Kerja
a.    Menyiapkan sampel sebanyak 10 ml
b.    Masukkan ke corong pemisah
c.    Ditambah HCl beberapa tetes sampai bersifat asam (lakmus biru menjadi warna merah)
d.    Ditambah eter sebanyak 20 ml
e.    Tutup dan gojok serta buka tutupnya sesekali untuk membuang gasnya
f.     Tunggu sampai terbentuk ekstrak eter, yaitu terbentuk 2 lapisan warna, yaitu bening dan merah
g.    Warna merah dibuang, warna bening dituang ke kedua cawan porselin (dikira-kirakan sama rata)
h.    Ditunggu atau diangin-anginkan sampai kering (berbentuk embun)
i.      Setelah kering, dilakukan 2 uji, yaitu uji rasa dan uji resorcinol
1)    Uji rasa
Ekstrak kering pada porselin dirasakan (manis atau tidak)
2)    Uji Resorcinol
a)    Ekstrak eter ditambah sepucuk sendok kecil resorcinol
b)    Tambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat
c)    Diaduk-aduk hingga ekstrak larut, dipanaskan di atas kompor listrik dengan api kecil sampai warna hijau tua, kemudian didinginkan
d)    Larutan dipindahkan ke dalam tabung reaksi, ditambah beberapa ml aquades dan dibasakan dengan NaOH 20% sedikit berlebihan. Adanya warna berpendar hijau menunjukkan adanya sakarin

4.    Hasil Pemeriksaan
Larutan dalam tabung reaksi pada uji resorcinol berubah warna menjadi berwarna berpendar hijau ketika dibasakan dengan NaOH 20% sedikit berlebihan


5.    Pembahasan
Sebelum praktikum dimulai, alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu. Praktek dimulai dengan mengambil sampel 10 ml dan kemudian diasamkan dengan HCl 10%, serta diberi eter. Kemudian menutup dan menggojog corong pemisah sampai terbentuk ekstrak eter, serta sambil sesekali dibuka kran atau tutupnya agar gasnya hilang. Cairan berwarna merah dibuang, dan yang berwarna putih (bening) dituang ke kedua cawan porselin. Diangin-anginkan sampai kering (terbentuk embun, kemudian dilakukan uji rasa dan uji resorcinol.
Uji rasa dilakukan untuk mengetahui manis atau tidak. Ambil embun pada cawan dengan jari telunjuk (sedikit saja) dan rasakan. Uji resorcinol dilakukan dengan cara ditambah sepucuk sendok kecil resorcinol dan asam sulfat pekat. Kemudian diaduk-aduk dan dipanaskan di atas kompor listrik sampai warna hijau tua. Setelah diangin-anginkan, larutan dipindah ke dalam tabung reaksi dan ditambah beberapa ml aquades, serta dibasakan dengan NaOH 20% sedikit berlebihan.

K.   KESIMPULAN
1.    Siklamat
Perubahan warna filtrat yang semula berwarna pink menjadi putih keruh menunjukkan bahwa sampel yang diperiksa positif mengandung siklamat.
2.    Sakarin
a.    Pada uji rasa, sampel terasa manis-pahit yang berarti sampel tersebut mengandung sakarin.
b.    Pada uji resorcinol, adanya warna berpendar hijau pada larutan menunjukkan adanya sakarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Site Preview