LAPORAN
PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI
SAKARIN
DAN SIKLAMAT
A.
Materi
Praktikum : Pemeriksaan
Kualitatif Pemanis Makanan dan
Minuman
(Sakarin dan Siklamat)
B.
Semester : III (tiga)
C.
Alokasi
Waktu : 120
menit
D.
Tanggal
Praktikum : 30
November 2011
E.
Tempat : Laboratorium
Lingkungan Dasar
F.
Peserta : 1 Kelompok (5
orang)
G.
Tujuan
Praktikum
1. Mahasiswa
dapat melakukan pemeriksaan kualitatif Sakarin
2. Mahasiswa
dapat melakukan pemeriksaan kualitatif Siklamat
H.
Dasar
Teori
Sakarin
merupakan pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti gula dalam makanan.
Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-500 kali sukrosa (gula pasir). Sakarin
yang dikenal antara lain dengan nama 0-sulfon-benzoicimide pertama kali
ditemukan oleh Remsen pada tahun 1879. Bahaya penggunaan sakarin yang
berlebihan menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia di antaranya yaitu
migraine, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi,
asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, kebotakan, kanker
otak, dan kanker kantung kemih.
Siklamat
adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan
yang biasa digunakan pada industry makanan dan minuman untuk para penderita
diabetes mellitus atau untuk makanan diet agar badan langsing. Siklamat
mempunyai intensitas 30x dari tingkat kemanisan gula tebu murni yang artinya 1
: 30. Penelitian oleh WHO menunjukkan bahwa tidak ada bukti bahwa siklamat
bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker.
I.
SIKLAMAT
1.
Alat
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Tabung Reaksi
|
3 buah
|
2.
|
Corong Kaca
|
1 buah
|
3.
|
Kertas Saring
|
1 lembar
|
4.
|
Pinset
|
1 buah
|
5.
|
Pipet Ukur 10ml
|
1 buah
|
6.
|
Karet Penghisap
|
1 buah
|
7.
|
Pipet Tetes
|
1 buah
|
8.
|
Kertas Lakmus
|
1
lembar
|
2.
Bahan
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Sampel
cair
|
10
ml
|
2.
|
BaCl2
kristal
|
Sepucuk
sendok kecil
|
3.
|
HCL
10%
|
Secukupnya
|
4.
|
NaNO2
|
Sepucuk
sendok kecil
|
5.
|
Aquades
|
Secukupnya
|
3.
Prosedur
Kerja
a. Menyiapkan
alat dan bahan (membilas alat sesuai prosedur)
b. Mengambil
10 ml sampel cair dengan pipet ukur dan memasukkan ke dalam tabung reaksi
c. Menambahkan
sepucuk sendok Kristal BaCl2 ke dalam tabung reaksi berisi sampel
kemudian digojok dan dibiarkan selama 5 menit
d. Setelah
itu sampel disaring
e. Filtrat
kemudian dibagi ke dalam 2 tabung
f. Tabung
pertama dibiarkan (tidak diberi reagen) dan tabung kedua ditambahkan HCl 10%
hingga asam (lakmus biru menjadi berwarna merah)
g. Setelah
tabung kedua pasti asam, ditambahkan sepucuk sendok kecil Kristal NaNO2
h. Mengamati
perubahan yang terjadi pada tabung kedua
4.
Hasil
Pemeriksaan
Filtrat
pada tabung kedua yang ditambah reagen berubah warna dari pink menjadi putih
dan timbul endapan.
5.
Pembahasan
Sebelum
melakukan pemeriksaan, alat dibilas sesuai prosedur yaitu 3 kali bilasan dengan
aquades. Setelah itu diambil sampel yang akan diperiksa, sampel yang diperiksa
berwarna pink. Menambahkan sepucuk sendok Kristal BaCl2 lalu digojok
dengan menggunakan tangan dan dibiarkan selama 5 menit agar terjadi reaksi.
Kemudian
sampel disaring dan ditempatkan ke dalam 2 tabung berbeda, volume pembagian filtrat
tidak harus sama. Filtrat pada tabung pertama tidak diberi perlakuan apapun
karena digunakan sebagai pembanding, sedangkan filtrat pada tabung kedua
ditambahkan HCl 10% hingga asam. Tes keasaman dilakukan dengan menggunakan
kertas lakmus biru, keasaman akan mengubah kertas lakmus biru menjadi berwarna
merah. Pada praktikum yang dilakukan hanya memerlukan 1 tetes HCl 10%. Setelah filtrat
menjadi asam, menambahkan sepucuk sendok kecil NaNO2. Setelah
penambahan dilakukan, terjadi perubahan warna. Semula filtrat berwarna pink
menjadi berwarna putih keruh dan timbul endapan.
J.
SAKARIN
1.
Alat
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Corong pemisah 50 ml
|
1 buah
|
2.
|
Cawan porselin
|
2 buah
|
3.
|
Kompor listrik
|
1 buah
|
4.
|
Gelas ukur 50 ml
|
1 buah
|
5.
|
Pipet Ukur 10ml
|
1 buah
|
6.
|
Karet Penghisap
|
1 buah
|
7.
|
Pipet Tetes
|
1 buah
|
8.
|
Kertas Lakmus
|
1 lembar
|
9.
|
Pinset
|
1 buah
|
2.
Bahan
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Sampel
cair
|
10
ml
|
2.
|
Eter
|
20
ml
|
3.
|
HCL
10%
|
Secukupnya
|
4.
|
NaOH
20%
|
Secukupnya
|
5.
|
H2SO4
pekat
|
Secukupnya
|
6.
|
Resorcinol
|
Sepucuk
sendok kecil
|
7.
|
Aquades
|
Secukupnya
|
3.
Prosedur
Kerja
a. Menyiapkan
sampel sebanyak 10 ml
b. Masukkan
ke corong pemisah
c. Ditambah
HCl beberapa tetes sampai bersifat asam (lakmus biru menjadi warna merah)
d. Ditambah
eter sebanyak 20 ml
e. Tutup
dan gojok serta buka tutupnya sesekali untuk membuang gasnya
f. Tunggu
sampai terbentuk ekstrak eter, yaitu terbentuk 2 lapisan warna, yaitu bening
dan merah
g. Warna
merah dibuang, warna bening dituang ke kedua cawan porselin (dikira-kirakan
sama rata)
h. Ditunggu
atau diangin-anginkan sampai kering (berbentuk embun)
i. Setelah
kering, dilakukan 2 uji, yaitu uji rasa dan uji resorcinol
1) Uji
rasa
Ekstrak kering pada porselin
dirasakan (manis atau tidak)
2) Uji
Resorcinol
a) Ekstrak
eter ditambah sepucuk sendok kecil resorcinol
b) Tambahkan
beberapa tetes asam sulfat pekat
c) Diaduk-aduk
hingga ekstrak larut, dipanaskan di atas kompor listrik dengan api kecil sampai
warna hijau tua, kemudian didinginkan
d) Larutan
dipindahkan ke dalam tabung reaksi, ditambah beberapa ml aquades dan dibasakan
dengan NaOH 20% sedikit berlebihan. Adanya warna berpendar hijau menunjukkan
adanya sakarin
4.
Hasil
Pemeriksaan
Larutan dalam tabung reaksi
pada uji resorcinol berubah warna menjadi berwarna berpendar hijau ketika
dibasakan dengan NaOH 20% sedikit berlebihan
5.
Pembahasan
Sebelum
praktikum dimulai, alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu. Praktek dimulai
dengan mengambil sampel 10 ml dan kemudian diasamkan dengan HCl 10%, serta
diberi eter. Kemudian menutup dan menggojog corong pemisah sampai terbentuk
ekstrak eter, serta sambil sesekali dibuka kran atau tutupnya agar gasnya
hilang. Cairan berwarna merah dibuang, dan yang berwarna putih (bening) dituang
ke kedua cawan porselin. Diangin-anginkan sampai kering (terbentuk embun,
kemudian dilakukan uji rasa dan uji resorcinol.
Uji
rasa dilakukan untuk mengetahui manis atau tidak. Ambil embun pada cawan dengan
jari telunjuk (sedikit saja) dan rasakan. Uji resorcinol dilakukan dengan cara
ditambah sepucuk sendok kecil resorcinol dan asam sulfat pekat. Kemudian
diaduk-aduk dan dipanaskan di atas kompor listrik sampai warna hijau tua.
Setelah diangin-anginkan, larutan dipindah ke dalam tabung reaksi dan ditambah
beberapa ml aquades, serta dibasakan dengan NaOH 20% sedikit berlebihan.
K.
KESIMPULAN
1.
Siklamat
Perubahan
warna filtrat yang semula berwarna pink menjadi putih keruh menunjukkan bahwa
sampel yang diperiksa positif
mengandung siklamat.
2.
Sakarin
a. Pada
uji rasa, sampel terasa manis-pahit yang berarti sampel tersebut mengandung
sakarin.
b. Pada
uji resorcinol, adanya warna berpendar hijau pada larutan menunjukkan adanya
sakarin.